Gelar Doktor : impian atau kenyataan ?

Setelah sekian lama saya memutuskan untuk absen sementara dari tulis-menulis blog, akhirnya saya mendapat ide untuk menulis satu topik yang cukup membuat saya galau beberapa hari ini.

Alhamdulilah.. Puji syukur ke hadirat Allah SWT tak henti-hentinya saya ucapkan, karena setelah menempuh studi kurang lebih 2 tahun, saya berhasil menyelesaikan studi S2 saya, telah selesai tesis dan sidang akhir dengan nilai yang cukup memuaskan bagi saya.

Sebelumnya, bahkan saya sempat tidak yakin akan bisa menyelesaikan pendidikan pascasarjana ini, mengingat saya sudah 'vakum' selama 5 tahun setelah menyelesaikan S1 pada tahun 2009. Dan status saya yang sudah bersuami dan memiliki satu putri. Namun Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan studi ini.

Lalu apakah yang membuat saya galau?
yaitu, langsung lanjut mengambil program S3 atau tidak.. inilah yang menyita pikiran saya beberapa hari ini.
Kalau ditanya, tentu saja saya ingin sekali meraih gelar Doktor.
Dalam menuntut ilmu, saya sangat menikmati setiap prosesnya. Proses belajar, mengeksplorasi, beradaptasi, semua proses itu memerlukan perjuangan, tapi saya sangat menikmatinya.. ditambah apabila hasilnya sudah bisa saya nikmati dan terima.

Saya tidak terlahir dari keluarga berada. Orang tua saya hidup berkecukupan, jauh dari kata mewah, namun bersyukur cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. Tak pernah terlintas sedikitpun di cita-cita saya sewaktu kecil bahwa saya akan bisa 'bersekolah' sampai S2 atau S3.
Namun hal ini sekarang sudah didepan mata.

Saya percaya, saya bisa. Tetapi saya takut dalam menjalankan prosesnya merasa berat dan terhambat (karena lokasi kampus berada di Jakarta, dan domisili saya di Tangerang) lokasi memang tak jauh, tetapi dengan status saya sebagai Ibu dari seorang putri kecil, waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga, tak ternilai! :)

Saya bukanlah seorang perfeksionis yang ingin mengejar karir gemilang dan pendidikan tinggi untuk kepuasan. Saya semata-mata melakukan hal ini karena anak-anak saya.
Karena sebaik-baiknya sekolah adalah Ibu mereka :) saya ingin bisa mengajarkan mereka bahwa menuntut ilmu tak mengenal usia.