Pages

Sunday, 5 November 2017

Mencari Sekolah yang tepat untuk Aurora

Hai,

Long time no see...

Seperti biasa saya kembali dilanda kemalasan dalam hal tulis menulis *alasan basi ya* hahaha

Okay kali ini saya mau share sedikit tentang pemilihan sekolah untuk anak. Zaman sekarang tentu sangat berbeda dengan zaman dulu dimana memilih sekolah pertimbangannya hanya seputar jarak dan kualitas (harus masuk sekolah negeri kata nyokapπŸ˜… ) tapi itu standar di keluarga saya dulu ya, mungkin berbeda di keluarga-keluarga lainnya. Di zaman now, pertimbangan memilih sekolah itu bisa panjaaaaaanngggg banget listnya dari A-Z balik lagi ke A-Z lagi.

Naaahh, sekarang ini saya sudah dihadapkan pada dilema dan galaunya memilih sekolah yang tepat untuk Aurora. Ya sudah kewajiban orang tua untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Di era digital millenial saat ini, as we all know kan ya, penyebaran informasi itu luar biasa cepatnya. Gadget sudah menjadi barang yang primer untuk saya dan keluarga. Bahkan jujur saya sendiri cukup mengalami kesulitan dalam mengontrol penggunaan gadget pada anak (oke you can point your finger on me *nangis kejer*) secara saya adalah seorang ibu bekerja yang tidak bisa mengontrol anak 24/7, di sisi lain penggunaan gadget juga menurut saya penting. Karena ya simply tidak mungkin dong kita mau balik lagi ke zaman batu. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mengikuti flow perkembangan itu. Or kita(atau anak kita) akan ketinggalan. That's it.


Jadinya, karena kami (saya dan suami) ingin Aurora tetap 'tidak ketinggalan zaman' namun juga dapat terus on the right track. Tentu sudah seharusnya dan menjadi kewajiban kami untuk menjaga akhlak Aurora, agar ia dapat membentengi dirinya sendiri dari pengaruh-pengaruh eksernal yang sangat mungkin mempengaruhi. Dalam hal ini menjaga serta membentuk akhlak bukan hanya sekedar pergi mengaji dan mengarahkan sebagai orang tua ya, tentu butuh yang lebih dari itu. Kami berharap dalam setiap langkah, setiap sikap, dan perangainya, agamalah yang menjadi landasannya. Daaaaann menurut kami yang masih harus banyak belajar mengenai agama, hal tersebut merupakan tantangan tersendiri.


Atas dasar pertimbangan tersebut, kami memilih salah satu sekolah di kawasan Kelapa Dua, Tangerang sebagai calon sekolah Aurora yakni Al Wildan International Islamic School.

Mengapa saya memilih sekolah ini sebagai calon Sekolah Dasar Aurora ?

  1. Sudah bilingual. Bahasa yang digunakan adalah Arab-Inggris. Bahasa Indonesia baru akan di pergunakan ketika anak menginjak kelas 4.
  2. Berpakaian syar'i. Sebetulnya, saya sendiri dalam keseharian belum selalu berpakaian syar'i, namun tak ada salahnya kan mengajarkan anak hal yang baik? πŸ˜‡  semoga dengan selalu berpakaian syar'i selama sekolah nanti, Aurora (dan mami-nya juga) bisa istiqomah untuk dapat berpakaian syar'i setiap harinya. Aamiin.
  3. Gedung anak perempuan dan gedung anak laki-laki dipisah (ini PENTING). Kenapa penting? ya karena memang sepantasnya dipisahkan supaya anak-anak tak terbiasa berinteraksi dengan lawan jenis. Dan juga, Aurora sekarang sering mengeluh karena teman-teman laki-lakinya terkadang nakal (ya namanya juga anak laki-laki ye kan), sehingga dia sering merasa kurang nyaman. Jadi semoga nanti apabila sudah masuk SD dan terpisah gedung, interaksi dengan anak laki-laki jadi sangat terminimalisir.
  4. Tenaga pengajar lulusan luar negeri dan terdapat pula native speaker. Well, lulusan luar  negeri sebetulnya tidak menjamin kualitas, tetapi minimal dari segi penggunaan bahasa asing seharusnya bisa lebih baik ya (harapan saya).
  5. Dari info yang saya dapatkan dari petugas, anak-anak nanti di kelas 2 diharapkan sudah dapat membaca huruf arab gundul (ini keren banget sih, mungkin saya bisa nangis-nangis terharu kalau Aurora sudah bisa membaca huruf Arab gundul 😍 )

Oke.. itu adalah beberapa alasan utama mengapa saya memilih sekolah tersebut.
Sebetulnya memilih sekolah Islam dan berstandar internasional di daerah tempat saya tinggal itu agak-agak tricky ya.. ada banyak pilihan sekolah Islam yang 'katanya' bertaraf internasional, tetapi yang saya lihat masih jauh dari standar internasional. 

Kalau bicara masalah sekolah internasional umum sih banyak sekali dan memang pada umumnya 'beneran' internasional, atau sekalian sekolah non muslim internasional πŸ˜… yang yaaa sudah jelas biasanya memang bagus-bagus sekali kualitasnya. Makanya saya katakan mencari sekolah Islam yang benar-benar berstandar internasional itu agak tricky..hehehe

Berikut adalah biaya yang perlu dikeluarkan untuk sekolah dasar di Al Wildan International School :
  1. Biaya formulir pendaftaran : Rp. 750.000,-
  2. Uang pangkal : Rp. 30.000.000,- (bisa dibayar/cicil 2x sampai sebelum waktu masuk sekolah tiba)
  3. Biaya seragam akhwat : Rp. 2.050.000,- (6 stel seragam, belum dijahit)
  4. Biaya bulanan : Rp. 1.600.000,-

Dalam satu kelas diisi 20 anak, dan per angkatan hanya ada 4 kelas (2 akhwat dan 2 ikhwan). 

Murid-murid Al Wildan pada saat acara Spelling Bee

Kurang tahu juga ini ada acara apa, mungkin apel Senin pagi ya (dikirim oleh staff Al Wildan)

Ya kami sebagai orang tua tentunya berharap yang terbaik untuk anak-anak. Semoga apa yang menjadi harapan kami dapat terwujud. Aamiin.
Oiya, saya baru bisa bercerita sampai sini ya, karena Aurora pun masih tahun 2018 nanti masuk sekolahnya. Amazing ya orang tua zaman now, anak masih tahun 2018 masuk sekolahnya,  tapi dari akhir tahun 2017 udah rempong banget! dan surprisingly udah banyaaakk banget yang daftarπŸ’ luarrr biasaaahh.

Mudah-mudahan info diatas bisa membantu ya bagi ortu-ortu yang masih galau mencari sekolah Islam Internasional di Tangerang untuk putra putrinya πŸ˜‰

Tuesday, 23 May 2017

Edisi Romantis

Tidak sengaja beberapa hari yang lalu di sebuah radio saya mendengar lagu 'if i ain't got you' by Alicia Keys. Lagu ini merupakan ost perjalanan cinta saya dengan suami.. hahahahahahaha...

Ingatan langsung melayang kembali lagi ke tahun 2004. Tahun yang cukup bersejarah untuk saya, karena di tahun itu saya pertama bertemu dengan dia (ehemm ehemmm 😝 )

13 tahun sudah berlalu.. well many obstacles along the way.. but we DID it

We DID make it to the next level; we got married 7 years ago.

Honestly,  I have no idea who could handle my craziness except him😹

He gained almost 7 kgs since we got married = happy rite? πŸ˜€

the only guy who can HANDLE me at my worst. In my case, EVERY DAY
Thankyou for help me 'produce' her 😹😹

Oh, baby this love ain't gonna be perfect
And just how good it's gonna be
We can fuss and we can fight
As Long as everything is alright
Between us before we go to sleep...


Tuesday, 21 March 2017

RINDU

Detik ini. Saat ini. Saya Rindu

Rindu ayah...

(Long Distance by Brandy playing)



MEMORIES

Sudah 6 tahun berlalu sejak kepergian ayah saya tercinta..

This long distance is killing me...

Ya Ayah, 
Begitu sedihnya saya ketika teringat beliau hingga tak dapat menahan air mata setiap kalinya.

Masih teringat hari itu ketika Ayah mengantar saya ke beberapa butik untuk melihat-lihat pakaian pesta. Saat itu saya belum menikah, baru saja bekerja, jadi masih sangat mengandalkan beliau untuk menemani saya (yang belum bisa menyetir mobil sendiri) ketika itu.

Masih teringat pula ketika Ayah mengantar saya interview di Elnusa (itupun saya bisa interview berkat koneksi Ayah) walaupun saya gagal diterima bekerja di sana 😊

Ayah adalah orang yang saya ajak untuk membeli mobil pertama saya. Saya masih cukup ingat raut wajah excited Ayah saat membantu saya memilih mobil. Bahkan Ayah yang mencobanya sendiri dan memastikan mesin dan lain-lainnya masih bagus.

Ayah,
Banyak sekali hal yang beliau lakukan secara sengaja maupun tidak sengaja yang membuat saya sampai saat ini tak dapat lupa sedikitpun.

Walaupun beliau bukan Ayah yang 'sangat sempurna', tetapi tentu saya sangat menyayanginya lebih dari apapun.

Berikut hal-hal favorit Ayah :

  1. Andy Williams dan seluruh karyanya.
  2. Lagu-lagu evergreen love songs.
  3. Teknologi (Ayah sangat mengikuti perkembangan teknologi).
  4. Quotes indah dan berbagai puisi.
  5. Bermain piano.
  6. Otomotif.
Dan masih banyak sekali hal-hal lain yang Ayah sukai..

Andy Williams sudah menjadi bagian dari hidup saya sejak kecil sehingga sampai detik ini saya sangat akrab dengan karya-karyanya, thanks to Ayah.

Ayah bekerja di perusahaan multinasional sehingga ia cukup sering bepergian baik ke dalam maupun luar negeri. Saya ketika kecil sangat gembira dan berbinar-binar ketika beliau tiba dirumah dan membuka kopernya. Tentunya mengharap cinderamata yang dibawanya khusus untuk saya. Anak perempuan semata wayangnya.

Masih lekat sekali di ingatan saya harum khas koper beliau yang baru diturunkan dari taxi.  Aromanya kira-kira seperti AC yang sangat dingin bercampur aroma softener baju. Bentuknya pun saya masih ingat betul. Tas Ayah (sepertinya lebih pas disebut tas) berbentuk persegi panjang, terbuat dari kain kanvas tebal, berwarna paduan abu-abu dan hitam, bertuliskan 'SCHLUMBERGER' (nama perusahaan tempatnya bekerja) berwarna putih, lengkap dengan gembok kecilnya yang berwarna keemasan.

Cinderamata yang paling saya sukai adalah ketika Ayah membawa burung mainan yang bisa 'bicara' atau lebih tepatnya ada recorder di dalamnya sehingga bisa meniru apabila kita bicara. Mainan itu sangat hip pada zamannya. Ayah membelinya ketika bertugas di pulau Batam. Mungkin hampir mirip dengan mainan Talking Tom ya pada saat ini...

Ayah paham kalau saya dulu sangat menyukai korespondensi, saya suka berkirim surat dengan teman-teman yang tersebar di beberapa kota, bahkan saya sering mengirim fax ke MTV Asia sekedar hanya untuk request lagu atau mengirimkan salam ke beberapa VJ nya. 
Jadi, Ayah setiap kali dinas bekerja kemanapun selalu membawa map hotel yang berisi kartu pos, kertas surat, amplop, dan pensil berlogo hotel tempatnya menginap. Karena saya mengoleksinya dan sering saya gunakan untuk berkorespondensi. Dulu kelihatannya cukup keren apabila mengirim surat menggunakan kertas surat berlogo hotel berbintang 5, terutama hotel luar negeri ya.. 😜

Zodiak kami sama, Picses. Mungkin karenanya kami memiliki banyak sekali kesamaan. Diantaranya bersifat melankolis, menyukai seni, cukup sensitif, dan terkadang aneh.. hehehe.



I WILL NOT FORGET THAT DAY

Saya tak akan lupa hari itu, saya tak akan pernah lupa sampai kapanpun hari dan detik itu ketika beliau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. 

Saya sedang menyetir mobil menuju rumah sakit untuk menjenguk Ayah yang mendadak dirawat sejak pagi pada hari itu. Lalu tiba-tiba ponsel saya berdering dan terdengar kabar buruk...

Saya langsung meminggirkan mobil dan berhenti untuk menangis meraung-raung selama kurang lebih setengah jam. That was the WORST day of my life. The day i LOST him.

Setelah setengah jam, saya mulai mengumpulkan keberanian, menghadapi kenyataan, mencoba mengumpulkan hati saya, dan melanjutkan perjalanan menuju rumah untuk mengambil pakaian sebelum saya ke rumah Ayah.

Belum sempat saya say goodbye, belum sempat say i love you, belum sempat SAMA SEKALI saya membahagiakan Ayah. Membalas jasanya selama ini. Begitu cepatnya ia dipanggil...


Below was my facebook status from July 2011 :

"U know what dad.. I felt screwed up this nite.. I cried all nite and I miss u so bad.. I wish u here 2 wipe my tears out.. Evrytime I sad I always remember u and ur jokes.. I miss ur phone, ur text... I miss disturbing u for pick me up from somewhere or just for go to somewhere unnecessary.. Yeah.. I know u tired but u always there 4 me.. Always say yes even if u don't wanna.. For God sake I miss u so much.. Sometimes I get angry, why Allah took u from me this soon?!! But I finally know u must be happy up there.. Pls hug me dad.. I need u now.." :'(


Wisuda S1, ayah masih bersama kami :)

Someone said that time will ease the pain,
or time will heal all the wounds and broken heart,

But i don't believe it,
i believe its only a myth,
Time WILL NEVER HEAL my broken heart...


(Kira-kira sudah 20 lembar tissue saya habiskan untuk menghapus air mata saat menulis post ini😭 )

Tuesday, 14 March 2017

Besties


Travelling. Taking Selfies. Shopping. Culinary







As simple as that...


Tidak jauh-jauh dari hal itu memang kebiasaan saya bersama teman-teman.
Bisa dibilang semakin tua  bertambah usia, maka teman-teman saya jauh berkurang dibanding ketika saya masih berusia belia dulu. Hanya beberapa orang saja yang cukup dekat dengan saya. Salah duanya adalah teman karib saya, Vinca dan Desi. Mereka berdua sudah menjadi teman baik saya sejak zaman kuliah di Moestopo.

Awal kenal dengan Vinca adalah ketika perkuliahan, kami kebetulan satu kelas, dan bersama beberapa teman lainnya kami cukup dekat sampai saat ini. Lalu, Desi adalah kawan baik dari Vinca.. jadi sebelumnya kami adalah mutual friend. 



Yang  membuat saya, Desi, dan Vinca 'lebih' dekat beberapa waktu ke belakang adalah adanya satu issue yang cukup menghentak (apasih..hahahah) jadi kami cukup intens melakukan komunikasi karenanya.



Kami bertiga lebih dari cukup untuk menggambarkan pluralisme.

Pertama, saya dan Desi adalah muslim, sementara Vinca beragama Nasrani.
Kedua, saya berasal dari Jawa Tengah tulen yang budayanya berbeda 180 derajat dengan Desi dan Vinca yang berdarah Sumatera.
Ketiga, dari segi pekerjaan. Desi adalah seorang konsultan SAP handal , Vinca pun bersifat penuh kesabaran sesuai dengan bidang pekerjaannya yang berhadapan dengan anak-anak pre-school setiap hari sebagai guru. Sedangkan saya sebagai seorang asisten pribadi dan dosen. Betul-betul tidak ada yang sejalan ya? πŸ˜ƒ

Ya, benar-benar berbeda kan?

Tetapi buktinya kami sahabat baik! sampai detik ini...πŸ’– πŸ’–


Perbedaan-perbedaan itu seharusnya kita syukuri dan disikapi sebagai sarana untuk melatih diri menjadi lebih rendah hati. Bukan menjadi sesuatu yang berarti.

Pluralisme yang belakangan ini digadang-gadang oleh sebagian besar buzzer atau para penyeru negative campaign untuk memecah belah anak bangsa.

Apa kita mampu menyamai Moh. Yamin and the gank untuk merumuskan Sumpah Pemuda ? tentu TIDAK bukan?

Sebelumnya saya pernah post di akun sosial media saya :


















Baiklah...



Mari kembali kepada inti cerita ini, saya bersama Vinca dan Desi walaupun tinggal tak terlalu berjauhan ya, saya di Karawaci, Vinca di Bintaro, dan Desi di Bandung. Tetapi kesibukan masing-masing membuat waktu bertemu pun agak sulit diatur. Terutama ibu-ibu tulen seperti saya yang harus membagi waktu antara bekerja kantoran, mengurus anak, kuliah, dan mengajar (curhat dikit..).
Jadi, di sela-sela kesibukan ini kami berusaha mengatur waktu untuk berlibur bertemu.

Sejak dua tahun lalu, karena kami sama-sama menyukai trilogi "Fifty Shades of Grey", maka kami memutuskan untuk menonton film tersebut. Karena film itu tidak akan tayang di Indonesia sampai kapanpun, maka kami memutuskan untuk menonton FSOG diluar, dimana lagi yang terdekat selain Singapura?. Sejak itulah wacana menonton FSOG kami agendakan menjadi rutin. Kebetulan film kedua di rilis dua tahun setelah film yang pertama.

Berikut dokumentasi pada 'ritual' kami yang kedua 


 
Gadis bunga




Percayalah, ini hanya akting.. 



Setelah waiting list yang hampir 1 jam di Cafe ala Harpot ini


As long as i remember, this was a cup of jasmine tea with a twist 😝


Three kiddos in the SEAπŸ˜‚

Well you came and opened me
And now there's so much more I see
And so by the way I thank you
And then for the times when we're apart
Well then close your eyes and know
These words are coming from my heart
And then if you can remember



Keep smilin', keep shinin'
Knowing you can always count on me for sure
That's what friends are for
For good times and bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for


xoxo



Sunday, 19 February 2017

(Akhirnya) Nonton drama Korea...

Don't hate something too much because someday maybe you'll love it so much...


yep! quote itu bener bangeeetttt...

Dulu ya.. gue nggak pernah suka sama yang namanya drama korea. Entah filmnya, drama, lagu, atau apapun itu. Makanya gue (dulu) heran sama orang yang sukaaa banget sama artis-artis Korea terutama pria nya, karena gue anggap cowok Korea itu agak terlalu modis dan aneh (plis masa laki-laki bibirnya merah bangeett πŸ˜‘ ) nggak make sense kan.. lantas dimana letak machonya itu laki-laki berbibir merah? hehehehe..

Jauh sebelum K-Pop dan drakor kekinian sangat amat booming, gue sih dulu memang suka banget sama 'Endless Love', drakor yang amat terkenal pada zamannya karena bikin emak-emak nangis tersedu-sedu (gue aja yang dulu masih bocah sampe sedia tissue sekotak sebelum nonton, saking sedihnya tu film 😒 )

Laluuuu beberapa waktu belakangan ini gue di buat agak penasaran sama satu drama Korea berjudul "Goblin" atau "Guardian" karena lihat postingan instagram seorang temen yang biasanya nggak pernah suka sama drakor kok tetiba dia posting mengenai si drama itu. Berhubung gue lagi 'kehabisan' film buat ditonton, yaudah lah ya.. mulailah gue nonton itu drama. Awalnya agak boring ya karena kan cerita awalnya kayak kolosal gitu, flashback cerita si Goblin ketika masih jadi jenderal. Lah lama-lama kok jadi BAGUS banget ya ceritanya?! (asliikkkk gue kesel ama diri sendiri kenapa jadi suka dan nonton terus nonstop!).

Finally, setelah marathon nonton 16 episode selama 3 hari (gue masih makan, kerja, dan ngurus anak ya..nggak lupa lho 😝 ) selesai juga nonton sampe tamat dan di episode 13-16 sukses bikin gue mewek walaupun nggak mewek lebay sih. hahahahahaha.
Oiya, terakhir gue mewek lebay sampe mata bengkak adalah ketika nonton "Father & Daughter", tentunya karena inget almarhum Ayah.. hikss.

Oke back to Kdrama, ya okelah gue akuin.. Drakor itu memang bisa banget mainin emosi penontonnya, bisa serius, ketawa, senyum-senyum sendiri, sampe nangis-nangis (makanya jadi banyak yang kecanduan kali ya..).
Bahkan..bahkaaann ketika gue posting ini sambil dengerin soundtracknya Goblin loh... *istighfar* πŸ˜‚

Untuk menyegarkan ingatan dan bikin tambah susah move on  marilah kita nikmati bersama foto-foto foto berikut
who doesn't love Kim Shin ? 😍  (dia bibirnya nggak merah, ok?)

one of my favorite scene


also one of (from many) my fav scene

Thursday, 9 February 2017

My personal spiritual journey

Assalamualaikum wr.wb

Hai..

Akhir-akhir ini gue (beklaah, gue udah berusaha pakai kata saya di post sebelumnya tapi kok kayak formal banget gitu yaa, jadi balik lagi deh), 'cukup' banyak membaca, ikut kajian secara online (pls don't judge..hahah) dengan Ustad Khalid Basalamah, banyak berpikir, dan merenung (apasiiih) mengenai kehidupan spiritual gue.

Okay,
Gue pakai hijab memang terhitung baru sekitar awal tahun 2016 ketika umrah kedua. Belakangan supaya lebih istiqomah lagi, gue tertarik sekali untuk belajar lebih jauh mengenai agama gue. Semakin gue tahu, semakin pula gue ngerasa bodoh banget. Gue ngerasa selama hidup 28 tahun kemarin belum ada ilmu apa-apa yang gue dapat. Kemana aja gitu ya? lantas sedih kan, ibarat gue ngabisin bertahun-tahun kemarin terbuang percuma.

Agama gue ternyata mengajarkan segala hal yang kita butuhkan untuk hidup (gue pun baru dapet 0,01 % ilmu, percayalah..) tapi gue seneng banget , walaupun baru sangat sedikit pengetahuan yang baru gue dapet. InsyaAllah akan terus ada progressnya.. Aamiin.

Gue merasa 'lebih' tenang setelah gw punya niat bener-bener untuk memperdalam agama gue. Praktiknya sih masih jauuuuhh dari sempurna. Gaya berpakaian gue juga masih memperhatikan mode, ya Allah yang satu ini kok ya susah banget melepaskan godaan duniawi buat ngikutin trend ya.. hiks.

Dari kecil pemahaman gue akan agama memang sangat kurang, nggak menyalahkan ortu gue juga karena pada masa ortu gue kecil juga mereka kurang dapat ilmu agama, karena ortu gw kan orang Jawa Tengah tulen ya, jadi nenek gue dan generasi sebelum beliau (walaupun muslim) tetapi masih banyak yang melaksanakan ritual kejawen , semacam warisan leluhur ya.
Tapi, sejarah dan praktik kejawen sudah stop di ortu gue, sekarang PR buat gue adalah belajar agama yang benar untuk gw terapkan ke anak-anak.
Gue nggak mau lah anak gue nanti tumbuh kayak emaknya, yang pemahaman agamanya cetek banget. Malu kan? udah dikasih hidup, nafas, tinggal di bumi Allah, tapi soal Beliau aja kita nggak tahu apa-apa.

Jujur gue nyesel banget, kenapa ya nggak dari dulu gue pake hijab? padahal setelah pakai rasanya jauuuhhh lebih nyaman dan enak. Segala sesuatu yang diperintah oleh Allah ternyata nggak ada ruginya sama sekali. Malah lebih bagus dan lebih nikmat. Subhanallah.

Alkisah waktu gue ke Singapore akhir tahun 2016. Biasanya dulu-dulu gue makan Toast Box biasa aja ya, sering malah walaupun cuma makan roti atau minum. Kemarin di Vivo City, gue rencana mau beli roti buat Giselle, lalu aunty penjualnya bilang ke gue : "Sorry miss, this is non halal" and then gue langsung.. Oh okay dan pergi.. dengan perasaan tambah bodoh. Hellooo.. gue dari dulu makan disitu santai-santai aja loh, ternyata itu non halal. Wow. Ya walaupun gue nggak pernah pesan daging-dagingan kan tetap aja ya itu peralatan masak danmakan nya bekas non halal.

See.. itu manfaat hijab sebagai identitas muslim. Believe me, you won't regret it.

Mari terus belajar! :)

Monday, 23 January 2017

My little lady

Assalamualaikum,

Karena saya sudah lama tidak posting mengenai perkembangan Giselle, nah sekarang sudah waktunya nih... :)

Sekarang usia Giselle sudah 5 tahun. Sudah sekolah di RA kelas A. So far perkembangannya baik sekali. Sangat baik malah, Alhamdulillah.

Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya, sifat-sifat Giselle pun saya rasa banyak yang sama dengan mommy nya..hehehe. Dari mulai senang merajuk, manja, hobi jalan-jalan, nonton film, dan nggak suka minum susu (persis mommy waktu kecil bangeett πŸ˜“ ).

Giselle anak yang tidak suka di dikte, termasuk untuk urusan belajar. Dia tidak suka kalau saya 'paksa' untuk belajar, tapi.. surprisingly dia paham hampir semua pelajaran yang telah dipelajarinya di sekolah. Jadi dia terlihat tidak terlalu care, cenderung agak malas diajak belajar, namun ternyata diam-diam dia memperhatikan, paham dan sudah mengerti.. Good Job, nak. Semoga motivasinya untuk terus belajar tetap terjaga. Aamin.

Asyik main sama bocah bule 😜  @ FAO Children Garden, Garden by the bay


Untuk kegiatan di luar sekolah, Giselle masih konsisten dengan les ballet nya. Dia cukup suka mengikuti les ini, walaupun terkadang juga suka moody, males atau ngantuk, itu biasa.. hehehe. Tetapi pada intinya dia suka dan selalu excited ketika akan perform.
Sebenarnya tujuan saya mengaktifkan Giselle di kegiatan ini tak lain adalah untuk membangun self confident nya, karena dia Microtia, tentu PR besar untuk orang tuanya adalah membangun kepercayaan diri dari sang anak. Dengan ikut kegiatan ini, saya harap dia lebih PD untuk tampil, terutama di depan orang banyak dan tentu dengan rambut di cepol ya 😊  . Alhamdulillah lagi cara saya berhasil. Giselle sampai saat ini sangat percaya diri tampil di panggung besar dengan banyak penonton. Oh iya, tentunya kegiatan ini juga berguna untuk mengasah jiwa seninya.



Menjelang Performance (edisi Christmas 2016)

@ Backstage before the show


Lalu, update terbaru yang paling membuat Mommy happy adalah :
Giselle sudah berani sekolah sendiri tanpa ditunggu tetehnya. yaayyyy.

Hal ini mungkin dianggap biasa oleh banyak orang, tetapi untuk saya pribadi hal ini adalah kemajuan pesat dari seorang Giselle! hehehe. Karena dia cenderung pendiam (persiss banget dengan saya waktu seumur Giselle) jadi untuk bisa berinteraksi dengan teman-temannya itu butuh adaptasi agak lama. Dan sekarang dia sudah berani! aduhh ini bener-bener bikin gembira loh..

Xoxo