Detik ini. Saat ini. Saya Rindu
Rindu ayah...
(Long Distance by Brandy playing)
MEMORIES
Sudah 6 tahun berlalu sejak kepergian ayah saya tercinta..
This long distance is killing me...
Ya Ayah,
Begitu sedihnya saya ketika teringat beliau hingga tak dapat menahan air mata setiap kalinya.
Masih teringat hari itu ketika Ayah mengantar saya ke beberapa butik untuk melihat-lihat pakaian pesta. Saat itu saya belum menikah, baru saja bekerja, jadi masih sangat mengandalkan beliau untuk menemani saya (yang belum bisa menyetir mobil sendiri) ketika itu.
Masih teringat pula ketika Ayah mengantar saya interview di Elnusa (itupun saya bisa interview berkat koneksi Ayah) walaupun saya gagal diterima bekerja di sana π
Ayah adalah orang yang saya ajak untuk membeli mobil pertama saya. Saya masih cukup ingat raut wajah excited Ayah saat membantu saya memilih mobil. Bahkan Ayah yang mencobanya sendiri dan memastikan mesin dan lain-lainnya masih bagus.
Ayah,
Banyak sekali hal yang beliau lakukan secara sengaja maupun tidak sengaja yang membuat saya sampai saat ini tak dapat lupa sedikitpun.
Walaupun beliau bukan Ayah yang 'sangat sempurna', tetapi tentu saya sangat menyayanginya lebih dari apapun.
Berikut hal-hal favorit Ayah :
- Andy Williams dan seluruh karyanya.
- Lagu-lagu evergreen love songs.
- Teknologi (Ayah sangat mengikuti perkembangan teknologi).
- Quotes indah dan berbagai puisi.
- Bermain piano.
- Otomotif.
Dan masih banyak sekali hal-hal lain yang Ayah sukai..
Andy Williams sudah menjadi bagian dari hidup saya sejak kecil sehingga sampai detik ini saya sangat akrab dengan karya-karyanya, thanks to Ayah.
Ayah bekerja di perusahaan multinasional sehingga ia cukup sering bepergian baik ke dalam maupun luar negeri. Saya ketika kecil sangat gembira dan berbinar-binar ketika beliau tiba dirumah dan membuka kopernya. Tentunya mengharap cinderamata yang dibawanya khusus untuk saya. Anak perempuan semata wayangnya.
Masih lekat sekali di ingatan saya harum khas koper beliau yang baru diturunkan dari taxi. Aromanya kira-kira seperti AC yang sangat dingin bercampur aroma softener baju. Bentuknya pun saya masih ingat betul. Tas Ayah (sepertinya lebih pas disebut tas) berbentuk persegi panjang, terbuat dari kain kanvas tebal, berwarna paduan abu-abu dan hitam, bertuliskan 'SCHLUMBERGER' (nama perusahaan tempatnya bekerja) berwarna putih, lengkap dengan gembok kecilnya yang berwarna keemasan.
Cinderamata yang paling saya sukai adalah ketika Ayah membawa burung mainan yang bisa 'bicara' atau lebih tepatnya ada recorder di dalamnya sehingga bisa meniru apabila kita bicara. Mainan itu sangat hip pada zamannya. Ayah membelinya ketika bertugas di pulau Batam. Mungkin hampir mirip dengan mainan Talking Tom ya pada saat ini...
Ayah paham kalau saya dulu sangat menyukai korespondensi, saya suka berkirim surat dengan teman-teman yang tersebar di beberapa kota, bahkan saya sering mengirim fax ke MTV Asia sekedar hanya untuk request lagu atau mengirimkan salam ke beberapa VJ nya.
Jadi, Ayah setiap kali dinas bekerja kemanapun selalu membawa map hotel yang berisi kartu pos, kertas surat, amplop, dan pensil berlogo hotel tempatnya menginap. Karena saya mengoleksinya dan sering saya gunakan untuk berkorespondensi. Dulu kelihatannya cukup keren apabila mengirim surat menggunakan kertas surat berlogo hotel berbintang 5, terutama hotel luar negeri ya.. π
Zodiak kami sama, Picses. Mungkin karenanya kami memiliki banyak sekali kesamaan. Diantaranya bersifat melankolis, menyukai seni, cukup sensitif, dan terkadang aneh.. hehehe.
I WILL NOT FORGET THAT DAY
Saya tak akan lupa hari itu, saya tak akan pernah lupa sampai kapanpun hari dan detik itu ketika beliau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Saya sedang menyetir mobil menuju rumah sakit untuk menjenguk Ayah yang mendadak dirawat sejak pagi pada hari itu. Lalu tiba-tiba ponsel saya berdering dan terdengar kabar buruk...
Saya langsung meminggirkan mobil dan berhenti untuk menangis meraung-raung selama kurang lebih setengah jam. That was the WORST day of my life. The day i LOST him.
Setelah setengah jam, saya mulai mengumpulkan keberanian, menghadapi kenyataan, mencoba mengumpulkan hati saya, dan melanjutkan perjalanan menuju rumah untuk mengambil pakaian sebelum saya ke rumah Ayah.
Belum sempat saya say goodbye, belum sempat say i love you, belum sempat SAMA SEKALI saya membahagiakan Ayah. Membalas jasanya selama ini. Begitu cepatnya ia dipanggil...
Below was my facebook status from July 2011 :
"U know what dad.. I felt screwed up this nite.. I cried all nite and I miss u so bad.. I wish u here 2 wipe my tears out.. Evrytime I sad I always remember u and ur jokes.. I miss ur phone, ur text... I miss disturbing u for pick me up from somewhere or just for go to somewhere unnecessary.. Yeah.. I know u tired but u always there 4 me.. Always say yes even if u don't wanna.. For God sake I miss u so much.. Sometimes I get angry, why Allah took u from me this soon?!! But I finally know u must be happy up there.. Pls hug me dad.. I need u now.." :'(
Wisuda S1, ayah masih bersama kami :) |
Someone said that time will ease the pain,
or time will heal all the wounds and broken heart,
But i don't believe it,
i believe its only a myth,
Time WILL NEVER HEAL my broken heart...
(Kira-kira sudah 20 lembar tissue saya habiskan untuk menghapus air mata saat menulis post iniπ )